Tantrum adalah luapan emosi/ kemarahan atau kekesalan pada anak yang tidak terkontrol. Luapan emosi ini biasanya dalam bentuk menangis, menjerit, menggulingkan badan dilantai, berkata kasar (untuk anak yang sudah bisa berbicara), bahkan banyak pula yang melemparkan benda yang ada disekitarnya, memukul, menggigit, membenturkan kepalanya ke lantai atau dinding.
Tantrum anak biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun dan akan menurun pada usia 4 tahun ke atas. Tantrum sebenarnya merupakan salah satu fase
perkembangan anak, akan tetapi jika fase ini tidak segera ditangani dengan baik maka anak akan terbiasa memanfaatkan tantrum untuk menarik perhatian dan mendapatkan apa yang ia inginkan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan tantrum anak :
- Anak tidak mampu mengungkapkan keinginannya, hal ini biasanya disebabkan keterbatasan bahasa pada anak yang sering menyebabkan komunikasi ideal sulit
dilakukan oleh anak.
- Pada masa perkembangan, anak cenderung menirukan apa yang dilakukan oleh sekelilingnya, termasuk orang tua. Ketika keinginan tersebut terhalang, anak cenderung protes dan frustasi lalu mengungkapkannya melalui tantrum.
- Tidak mampu melakukan atau menguasai suatu hal.
- Permintaannya ditolak.
- Pada masa perkembangan, anak cenderung menirukan apa yang dilakukan oleh sekelilingnya, termasuk orang tua. Ketika keinginan tersebut terhalang, anak cenderung protes dan frustasi lalu mengungkapkannya melalui tantrum.
- Tidak mampu melakukan atau menguasai suatu hal.
- Permintaannya ditolak.
- Mencari perhatian.
- Lapar, lelah, mengantuk, merasa tidak nyaman atau suasana hatinya sedang buruk.
- Sikap orangtua yg terlalu banyak mendikte dan mengekang anak, juga dapat berpengaruh bagi emosi anak
- Sifat dasar anak yang emosional. Beberapa anak mewarisi sifat dasar emosional dari orangtuanya.
Tips mengatasi trantrum anak :
- Lapar, lelah, mengantuk, merasa tidak nyaman atau suasana hatinya sedang buruk.
- Sikap orangtua yg terlalu banyak mendikte dan mengekang anak, juga dapat berpengaruh bagi emosi anak
- Sifat dasar anak yang emosional. Beberapa anak mewarisi sifat dasar emosional dari orangtuanya.
Tips mengatasi trantrum anak :
- Abaikan dan ajari anak mengatasi kemarahannya. Jangan turuti semua hal yang diinginkan anak. Bersikap cuek dan tidak memperdulikan kemarahannya, merupakan cara jitu untuk membuat anak belajar bahwa dengan kemarahan sekalipun ia tidak bisa mendapatkan semua keinginannya. Sikap tegas dan konsistensi oramgtua akan membuat anak berlatih lebih disiplin.
- Saat anak mengamuk, orang tua harus tetap tenang jangan terpancing emosi, jangan memukul atau melakukan hukuman fisik apapun, termasuk berkata kasar terhadap anak. Beri waktu untuk anak menguasai dirinya sendiri dengan cara menyediakan kursi yg bisa anda sebut sebagai kursi diam, dudukkan anak disana dan anak tidak boleh kemana-mana sampai ia tenang.
- Jangan kurung anak di gudang atau kamar atau mengikat anak, akan tetapi jika anak tidak takut/ terbiasa sendirian di kamar maka minta anak utk masuk ke kamar untuk menenangkan diri. Ia boleh keluar dan kembali menyapa anda setelah tenang.
- Jangan menyuap dengan hadiah atau imbalan lainnya untuk menghentikan tantrum anak.
- Singkirkan benda yang berpotensi bahaya dari jangkauan anak atau jika anak di kamar sesekali cek agar tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya.
- Jika selama tantrum anak melakukan hal yang membahayakan dirinya, dekap anak dari belakang tanpa berkata apapun sampai ia tenang.
- Saat anak tantrum di tempat umum, jika dapat jauhkan anak dari keramaian dan bawa ke tempat sepi tanpa mengeluarkan reaksi apa pun terhadap sikap anak. Jika anak sudah tenang barulah ajak kembali ke aktivitas semula. Tetapi jika tidak bisa menemukan ruang sepi di tempat umum, kuatkan hati anda untuk mengabaikan anak yang sedang tantrum dengan tetap memperhatikan keselamatan anak. Tidak usah pedulikan tatapan orang yang kadang terlihat seperti menghakimi atau menghina. Anda harus tenang sembari menunggu anak tenang, barulah ajak anak membicarakan perilakunya.
- Cobalah untuk menemukan alasan kemarahan pada anak dan komunikasikan dengan anak.
- Berikan pelukan, pujian dan pengertian pada anak bila perilaku tantrum anak telah selesai.
3 komentar:
saya kira keponakan saya kadang marah-marah karena agak nakal. Baru tau ternyata ini salah satu fase perkembangan anak.
Banyak membaca pastinya jadi banyak tahu yaaaa :-)
so mari membaca...
oh pantesan adik ipar saya suga ngamuk kalau keinginannya tidak di penuhi
Post a Comment