
Indeks Glikemik Makanan atau Glikemik Indeks (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada suatu makanan berdasarkan seberapa tinggi dan seberapa cepat makanan tersebut diserap dan meningkatkan kadar gula darah. Ketika makanan (yang mengandung karbohidrat) ditelan, akan melepaskan glukosa selama proses pencernaan, glukosa tersebut kemudian diserap ke dalam darah, yang akhirnya menghasilkan lonjakan dalam tingkat glukosa darah.
Pada saat kita berolahraga ataupun berpuasa kadar gula darah kita semakin lama akan semakin menurun/ hipoglikemia sehingga kita akan merasa pusing, berkeringat dingin, lemas dll. Untuk mengatasinya segera makan makanan berindeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Itulah mengapa dianjurkan memulai buka puasa dengan makanan dan minuman manis.
Daftar Indeks Glikemik
Beberapa Makanan
| |
Makanan |
Indeks
|
Roti gandum putih | 75 ± 2 |
Roto gandum utuh | 74 ± 2 |
Jagung tortilla | 46 ± 4 |
Nasi putih | 73 ± 4 |
Nasi beras merah | 68 ± 4 |
Jagung manis | 52 ± 5 |
Spaghetti | 49 ± 2 |
Bihun | 53 ± 7 |
Keripik jagung | 81 ± 6 |
Bubur gandum giling | 55 ± 2 |
Bubur beras | 78 ± 9 |
Pisang | 43 ± 3 |
Mangga | 59 ± 8 |
Semangka | 76 ± 4 |
Kurma | 42 ± 4 |
Selai strawberry | 49 ± 3 |
Jus apel | 41 ± 2 |
Jus jeruk | 50 ± 2 |
Kentang rebus | 78 ± 4 |
Kentang goreng | 63 ± 5 |
Wortel rebus | 39 ± 4 |
Ubi jalar rebus | 63 ± 6 |
Labu rebus | 64 ± 7 |
Talas rebus | 53 ± 2 |
Susu lemak penuh | 39 ± 3 |
Susu skim | 37 ± 4 |
Es krim | 51 ± 3 |
Yogurt | 41 ± 2 |
Susu kedelai | 34 ± 4 |
Kacang merah | 24 ± 4 |
Kacang kedelai | 16 ± 1 |
Coklat | 40 ± 3 |
Popcorn | 65 ± 5 |
Keripik kentang | 56 ± 3 |
Soft drink / soda | 59 ± 3 |
Kerupuk | 87 ± 2 |
Fruktosa | 15 ± 4 |
Sukrosa | 65 ± 4 |
Glukosa | 103 ± 3 |
Madu | 61 ± 3 |
Di lain sisi, jika memiliki diabetes, kolesterol tinggi dan kegemukan, perlu membatasi makanan berindeks glikemik tinggi.
Beberapa manfaat kesehatan dari diet berindeks glikemik rendah:
- Mencegah dan mengelola diabetes. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition (Juli 2002) menyimpulkan bahwa makanan berindeks glikemik tinggi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Penelitian ini juga menyarankan penderita diabetes untuk menerapkan diet rendah glikemik dengan tetap mewaspadai pengaruh makanan tinggi lemak.
- Mencegah kanker. Artikel lain dalam jurnal yang sama menyebutkan adanya korelasi antara makanan tinggi indeks glikemik dengan kenaikan risiko kanker kolorektal, kanker payudara dan mungkin juga kanker ovarium dan prostat. Dr Atkins dalam New Diet Revolution menyebut hubungan antara kanker dengan indeks glikemik yang didasari oleh fakta bahwa sel kanker “mendapatkan makanan dari gula.” Buku itu juga menyebutkan bahwa penderita kanker payudara lebih mungkin untuk selamat dan kurang mengalami kekambuhan jika tingkat insulin tubuh mereka lebih rendah.
- Penyakit jantung. Risiko penyakit jantung meningkat sejalan dengan total kolesterol tubuh. American Journal of Clinical Nutrition juga melaporkan bahwa diet rendah indeks glikemik mengurangi kolesterol jahat dan trigliserida dalam waktu satu bulan. Diet tersebut sekaligus mengurangi risiko infark miokard fatal.
- Menurunkan obesitas. Makanan dengan indeks glikemik rendah menciptakan rasa kenyang yang lebih besar dan bertahan lebih lama. Karena rasa lapar baru muncul lagi beberapa jam kemudian, kita menjadi lebih sedikit mengkonsumsi makanan. Dalam suatu penelitian, anak-anak obesitas yang mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah sekitar 4 bulan dilaporkan mengalami penurunan berat badan secara signifikan. Namun, karena makanan berindeks glikemik rendah juga kaya serat makanan, terkadang sulit untuk membedakan apakah penurunan berat badan karena faktor indeks glikemik atau serat makanan.
Variasi dalam angka indeks
Angka-angka indeks glikemik yang dikumpulkan dari berbagai penelitian seringkali berbeda-beda. Selain karena perbedaan metodologi pengukuran, dampak makanan terhadap kadar gula darah juga tergantung pada faktor-faktor lainnya seperti pengolahannya, kematangan, jangka waktu dan cara makanan itu dimasak, kadar air, serat, lemak, kadar insulin darah dan aktivitas fisik yang baru dilakukan. Beberapa makanan juga memiliki variasi indeks glikemik yang besar, tergantung varietas dan asalnya.
Dampak interaksi makanan terhadap indeks glikemik
Dengan mengetahui indeks glikemik makanan kita memiliki pedoman dalam menyiapkan makanan, akan tetapi karena kita tidak hanya memakan satu jenis makanan, interaksi makanan di perut pun harus dipertimbangkan. Beberapa nutrisi makanan dapat mengurangi indeks glikemik keseluruhan. Contohnya lemak dapat membantu mengekang penyerapan gula ke dalam darah, cuka menghambat pencernaan pati dalam perut. Oleh karena itu, makanan seperti pempek dan siomay, yang merupakan kombinasi pati, lemak ikan, serat dan cuka, secara keseluruhan memiliki indeks glikemik yang relatif rendah.
Selain dengan melihat indeks glikemik, pemilihan makanan untuk penderita diabetes juga dapat dilakukan dengan menghitung indeks glikemik load, disini pembahasannya.
Selain dengan melihat indeks glikemik, pemilihan makanan untuk penderita diabetes juga dapat dilakukan dengan menghitung indeks glikemik load, disini pembahasannya.
Sebenarnya anjuran mengkonsumsi makanan dengan IG rendah juga ditujukan kepada masyarakat umum, jadi tidak hanya untuk penderita diabetes. Badan Kesehatan Dunia WHO bersama dengan FAO menganjurkan konsumsi makanan dengan IG rendah untuk mencegah penyakit-penyakit degeneratif yang terkait dengan pola makan seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
0 komentar:
Post a Comment